Dalam beberapa tahun terakhir, ekonomi global terus dihadapkan pada tantangan yang kompleks, mulai dari konflik geopolitik, perubahan iklim, volatilitas harga energi, hingga tekanan inflasi. Kondisi ini menciptakan ketidakpastian yang tinggi, terutama bagi negara berkembang seperti Indonesia.
Pemerintah pun diingatkan untuk menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) secara lebih hati-hati dan terukur. Fokus bukan hanya pada pertumbuhan, tetapi juga menjaga stabilitas makroekonomi dan kesinambungan fiskal.
Pentingnya Strategi Fiskal yang Bijak
1. Antisipasi Risiko Eksternal
Fluktuasi nilai tukar, suku bunga global, dan permintaan ekspor memengaruhi ketahanan ekonomi dalam negeri. Penyusunan APBN harus memperhitungkan kemungkinan terburuk dari skenario global yang memburuk.
2. Perluas Ruang Fiskal
Pemerintah perlu mencari strategi untuk memperluas ruang fiskal, termasuk reformasi perpajakan, efisiensi belanja, dan penguatan kualitas belanja negara agar lebih tepat sasaran dan berdampak besar bagi masyarakat.
3. Jaga Defisit dan Utang
Menjaga rasio defisit APBN terhadap PDB tetap dalam batas aman dan mengelola utang secara pruden menjadi hal penting. APBN tidak boleh menjadi sumber risiko fiskal baru di tengah gejolak global.
simak juga : Bill dan Melinda Gates Cerai, Pendukung QAnon Tebar Teori Konspirasi
Prioritas dalam Penyusunan APBN 2026
Meskipun tekanan global meningkat, pemerintah tetap berkomitmen menjadikan APBN sebagai instrumen untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Berikut sejumlah prioritas yang perlu menjadi perhatian:
-
Ketahanan pangan dan energi
-
Transformasi ekonomi digital dan hijau
-
Peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan dan kesehatan
-
Penguatan jaring pengaman sosial
-
Pembangunan infrastruktur dasar dan konektivitas
Semua prioritas tersebut harus didukung oleh pembiayaan yang sehat dan efisien, serta dikelola dengan prinsip tata kelola yang baik.
Peran APBN sebagai Shock Absorber
Dalam kondisi tidak menentu seperti saat ini, APBN harus mampu menjadi shock absorber untuk meredam guncangan ekonomi dan menjaga daya beli masyarakat. Pemerintah dituntut untuk bersikap fleksibel dan responsif terhadap dinamika yang terus berubah, termasuk melalui penguatan cadangan fiskal dan reformasi kebijakan belanja.
Penyusunan APBN dalam situasi ketidakpastian ekonomi global membutuhkan pendekatan yang berhati-hati, strategis, dan adaptif. Pemerintah harus mampu menyeimbangkan antara kebutuhan pembangunan dan stabilitas ekonomi. Dengan perencanaan fiskal yang matang dan pengelolaan anggaran yang akuntabel, APBN diharapkan tetap menjadi instrumen utama dalam menjaga ketahanan ekonomi nasional sekaligus mewujudkan kesejahteraan rakyat.